Podomoro- Selasa tanggal 21 Desember 2021 dilaksanakan acara Peresmian dan Serah Terima Pengelolaan Gedung Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Pekon Podomoro dan Sidoharjo. Pada acara ini dihadiri oleh  :

1. Bupati Pringsewu 
2. Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Lampung
3. Kepala Seksi Perencanaan II BPPW Lampung
4. Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Propinsi Lampung
5. Pejabat Pembuat Komitmen  Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Lampung
6. Team Leader dan Tenaga Ahli KMW OC-4 Provinsi Lampung
7. Sudiyono Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu
8. Homsi Wastobir, S.T. Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu
9. Kepala Perangkat Daerah di lingkup Pemkab Pringsewu
10. Direktur Utama PT Bumi Selatan Perkasa (BSP)
11. Direktur  Utama PT. Prasetiya Dwitama
12. Kapolsek Pringsewu
13. Danramil Pringsewu
14. Camat Pringsewu
15. Anggota Pokja dan Forum PKP Kabupaten Pringsewu
16. Kepala Pekon Podomoro
17. Kepala Pekon Sidoharjo                                                                                                                                                                                                                                                Acara ini diresmikan langsung oleh Bupati Pringsewu Bp. Hi. Sujadi Saddat, dalam sambutannya beliau menyampaikan terterima kasih kepada Kementerian PUPR, BPPW Lampung dan Program KOTAKU, karena tidak menyangka jika gedung semegah ini ternyata tempat pengolahan sampah.Sebelumnya saya telah meresmikan 3 (tiga) unit Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) pada 14 Januari 2021.Oleh karena itu, setelah peresmian dan sereah terima pengelolaan TPST dari BPPW Lampung ke Pemkab Pringsewu melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kami telah membentuk “support system” mulai dari kelembagaan pengelolaan TPST, regulasi dan biaya operasionalnya sesuai dengan komitmen Nota Kesepahaman yang akan ditandatangani Bupati Pringsewu dan Kepala BPPW Lampung.

    Setelah terbangunnya fasilitas TPS3R, persoalan persampahan di wilayah Perkotaan Pringsewu perlahan dapat diurai. Sampah-sampah tidak lagi terlihat berserakan sembarangan di lingkungan permukiman.  

    Tidak hanya itu, dengan terbangunnya TPS3R dan TPST masyarakat mendapat manfaat secara ekonomi dari sampah. Konsep Bank Sampah harus tetap dipertahankan. Hal tersebut sebagai stimulus kepada warga untuk memilah sampah yang memiliki nilai ekonomi dari rumah tangga. Harapannya disetiap Kelurahan/Pekon terbentuk Bank Sampah Unit (BSU) dan di tingkat Kabupaten terbentuk Bank Sampah Induk Pringsewu (SAMISEWU).